1. Lernaea
Penyakit
ini sebenarnya disebabkan oleh organisme kecil bernama Lernaea sp, bukan
sebangsa cacing tapi termasuk anggota udang-udangan. Organisme sepanjang 20 mm
ini separuh tubuhnya masuk ke dalam tubuh ikan, sehingga kalau dilihat tampak
seperti cacing menjuntai ke luar dari sisik. Penyakit ini banyak menimpa koi
impor, karena telurnya yang terbawa pada tubuh ikan menetas.
Cara mengatasinya dengan
memberi zat yang mengandungdimetiltriklorohidroksietil fosfonat, atau di
pasaran terkenal dengan nama dagang Dipterex, Dylox, atau Masoten. Obat ini
dimasukkan ke dalam kolam sesuai dengan dosis yang tertera.
Selain dengan obat, ada cara
lain yang lebih sederhana, yakni dengan mencabut parasit itu menggunakan
penjepit. Luka bekas cabutannya diolesi merkurokrom dengan sikat yang terbuat
dari bulu unta atau cotton bud. Selama pencabutan parasit-parasit ini, ikan
dibius dan ditaruh di dalam bak yang telah diberi obat anti jamur dan bakteri,
agar tak terjadi infeksi sekunder melalui luka.
2. Cacar
Cacar
pada koi disebabkan oleh virus. Biasanya kasus ini terjadi akibat populasi ikan
yang terlalu padat. Gejalanya berupa bercak putih berlendir yang memancarkan
sinar warna-warni. Bercak ini lama-kelamaan ukurannya akan membesar. Jika
infeksi telah lanjut, beberapa bercak bergabung dan warnanya tampak merah
keabu-abuan. Sebenarnya akibat cacar tidaklah fatal, bahkan ikan bisa sembuh
dengan sendirinya. Tapi untuk mempercepat kesembuhannya diperlukan desinfektan
dan ikan akan sembuh 8 – 12 minggu kemudian.
3. Kolumnaris
Disebut
kolumnaris, karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri ganas bernama
Flexibacter columnaris. Ia sangat mudah menular. Gejala kolumnaris sering
tampak seperti penyakit jamur pada mulut ikan karena membentuk lapisan putih
keabu-abuan. Bakteri ini biasanya menyerang daerah sekitar mulut, tapi bisa
juga di beberapa bagian badan.
Cara mengatasinya, semua ikan
yang terinfeksi segera dipindahkan ke kolam lain yang airnya sangat bersih
dengan filterisasi cukup dan diberi garam dapur sebanyak 10 % volume air garam.
Jaring dan peralatan lain yang telah digunakan, disterilkan dengan larutan yang
mengandung fenoksietanol,nifurpirinol, nitrofurazon, dan benzalkonium klorida.
4. Dropsi
Penyakit ini ditandai dengan
mengelupas dan “berdiri”-nya sisik dan tumbuhnya bengkak. Selain itu,
pembengkakkan juga bisa terjadi pada kepala dan mata. Akibatnya ikan sulit
berenang dan bernafas. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa macam bakteri.
Pengobatannya dengan “memandikan” ikan dalam larutan antibakteri dan garam. Selain
itu, penggunaan asam oksolin pada pakan juga bisa membantu menyembuhkan ikan.
5. Busuk Sirip dan Ekor.
Penyebabnya bakteri Aeromonas
hydrophylla dan beberapa spesies bakteri lain. Pembusukan sirip dan
ekor biasanya terjadi ketika kondisi air tidak nyaman bagi ikan. Bakteri
menempel di permukaan tubuh dan akan menyerang jika ikan mengalami luka atau
stress akibat penanganan dan pengangkutan.
Gejala pertama, tampak ada
warna buram pada sirip. Kemudian infeksi berkembang cepat dan sirip itu segera
membusuk, meninggalkan bekas berdarah yang transparan. Jika makin parah,
pangkal sirip akan hancur dan pembusukan meluas ke seluruh tubuh ikan. Pada
stadium ini ikan akan mati. Seperti juga penyakit yang lain pembusukan akibat
bakteri bisa makin parah dengan hadirnya infeksi sekunder oleh jamur.
Untuk mengatasi penyakit busuk
sirip dan ekor, lebih baik pemilik berkonsultasi ke dokter hewan, dan bagian
sirip ikan yang busuk segera dipotong. Jika gejala masih ringan, ikan bisa diselamatkan
dengan pemberian fenoksietanol, nifurpirinol, nitrofurazon, benzalkonium
klorida dan kloramin.
6. Kutu Ikan
Kutu Ikan (Argulus sp.)
biasanya berupa udang parasit berdiameter 8 – 12 mm, dan sangat mudah dikenali
dengan mata telanjang. Ia menempelkan diri pada tubuh ikan dengan alat
penghisap dan mengisap darah ikan. Bekas luka itu bisa membengkak dan ikan akan
kekurangan darah.
Kutu ini bisa diberantas dengan
pemberian larutan metiltriklorohidroksietil fosfonat, seperto Dipterex, Dylox,
atau Masoten. Jika hanya seekor ikan terinfeksi, kutu bisa diberantas dengan
cara “memandikan” ikan. Kemudian lukanya diolesi dengan merkurokrom atau povidone-iodine.
7. Jamur Saprolegnia
Penyakit ini ditandai dengan
munculnya serabut kecil yang tampak seperti kapas. Biasanya ini terjadi pada
sisi badan yang luka. Sebenarnya jamur itu putih, tapi karena adanya alga
bersel satu maka serabut tersebut kelihatan kehijauan. Sekali tertempel jamur,
sekujur badan akan segera tertutupi olehnya. Miselium jamur itu akan memasuki
tubuh ikan dan menyerap makanan. Ini bisa ditangkal dengan campuran malachite
green dan garam, atau malachite green dan formalin.
8. “Cacing” Kulit
Parasit sebangsa cacing bernama Gyrodactylus
sp. Ini membuat koi menggosokkan badannya pada benda keras dengan
gerak meluncur. Maksudnya untuk membebaskan diri dari parasit yang melekat pada
kulitnya. Kulit yang terinfeksi menjadi berkilauan dan tampak radang berwarna
agak putih. Obat antiparasit bisa digunakan untuk mengatasi gangguan ini.
9. White Spot
Penyakit yang sangat terkenal
ini disebabkan oleh parasit bersel satuIchthyophthirius multifiliis.
Parasit menginfeksi ikan pada saat berenang. Ia bersembunyi di dalam kulit ikan
dan hidup di bawah lapisan kulit luar. Akiabtnya tubuh dan sirip ikan tertutup spot-spot putih
berdiameter 1 mm. Jika tidak ditangani, infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur
bisa mengakibatkan ikan mati hanya dalam beberapa hari. Penanggulangannya
dengan obat khusus white spot, malachite green¸ atau danformalin. Pada
saat perlakuan (pengobatan) suhu air minimal 26oC dan aerasi
diperbanyak.
No comments:
Post a Comment