Sunday, April 6, 2014

Penyakit Ikan Koi dan Cara Mengatasinya

1. Lernaea

Penyakit ini sebenarnya disebabkan oleh organisme kecil bernama Lernaea sp, bukan sebangsa cacing tapi termasuk anggota udang-udangan. Organisme sepanjang 20 mm ini separuh tubuhnya masuk ke dalam tubuh ikan, sehingga kalau dilihat tampak seperti cacing menjuntai ke luar dari sisik. Penyakit ini banyak menimpa koi impor, karena telurnya yang terbawa pada tubuh ikan menetas.
Cara mengatasinya dengan memberi zat yang mengandungdimetiltriklorohidroksietil fosfonat, atau di pasaran terkenal dengan nama dagang Dipterex, Dylox, atau Masoten. Obat ini dimasukkan ke dalam kolam sesuai dengan dosis yang tertera.
Selain dengan obat, ada cara lain yang lebih sederhana, yakni dengan mencabut parasit itu menggunakan penjepit. Luka bekas cabutannya diolesi merkurokrom dengan sikat yang terbuat dari bulu unta atau cotton bud. Selama pencabutan parasit-parasit ini, ikan dibius dan ditaruh di dalam bak yang telah diberi obat anti jamur dan bakteri, agar tak terjadi infeksi sekunder melalui luka.

2. Cacar

Cacar pada koi disebabkan oleh virus. Biasanya kasus ini terjadi akibat populasi ikan yang terlalu padat. Gejalanya berupa bercak putih berlendir yang memancarkan sinar warna-warni. Bercak ini lama-kelamaan ukurannya akan membesar. Jika infeksi telah lanjut, beberapa bercak bergabung dan warnanya tampak merah keabu-abuan. Sebenarnya akibat cacar tidaklah fatal, bahkan ikan bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi untuk mempercepat kesembuhannya diperlukan desinfektan dan ikan akan sembuh 8 – 12 minggu kemudian.



3. Kolumnaris

Disebut kolumnaris, karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri ganas bernama Flexibacter columnaris. Ia sangat mudah menular. Gejala kolumnaris sering tampak seperti penyakit jamur pada mulut ikan karena membentuk lapisan putih keabu-abuan. Bakteri ini biasanya menyerang daerah sekitar mulut, tapi bisa juga di beberapa bagian badan.
Cara mengatasinya, semua ikan yang terinfeksi segera dipindahkan ke kolam lain yang airnya sangat bersih dengan filterisasi cukup dan diberi garam dapur sebanyak 10 % volume air garam. Jaring dan peralatan lain yang telah digunakan, disterilkan dengan larutan yang mengandung fenoksietanol,nifurpirinol, nitrofurazon, dan benzalkonium klorida.

4. Dropsi

Penyakit ini ditandai dengan mengelupas dan “berdiri”-nya sisik dan tumbuhnya bengkak. Selain itu, pembengkakkan juga bisa terjadi pada kepala dan mata. Akibatnya ikan sulit berenang dan bernafas. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa macam bakteri. Pengobatannya dengan “memandikan” ikan dalam larutan antibakteri dan garam. Selain itu, penggunaan asam oksolin pada pakan juga bisa membantu menyembuhkan ikan.



5. Busuk Sirip dan Ekor.

Penyebabnya bakteri Aeromonas hydrophylla dan beberapa spesies bakteri lain. Pembusukan sirip dan ekor biasanya terjadi ketika kondisi air tidak nyaman bagi ikan. Bakteri menempel di permukaan tubuh dan akan menyerang jika ikan mengalami luka atau stress akibat penanganan dan pengangkutan.
Gejala pertama, tampak ada warna buram pada sirip. Kemudian infeksi berkembang cepat dan sirip itu segera membusuk, meninggalkan bekas berdarah yang transparan. Jika makin parah, pangkal sirip akan hancur dan pembusukan meluas ke seluruh tubuh ikan. Pada stadium ini ikan akan mati. Seperti juga penyakit yang lain pembusukan akibat bakteri bisa makin parah dengan hadirnya infeksi sekunder oleh jamur.
Untuk mengatasi penyakit busuk sirip dan ekor, lebih baik pemilik berkonsultasi ke dokter hewan, dan bagian sirip ikan yang busuk segera dipotong. Jika gejala masih ringan, ikan bisa diselamatkan dengan pemberian fenoksietanol, nifurpirinol, nitrofurazon, benzalkonium klorida dan kloramin.

6. Kutu Ikan

Kutu Ikan (Argulus sp.) biasanya berupa udang parasit berdiameter 8 – 12 mm, dan sangat mudah dikenali dengan mata telanjang. Ia menempelkan diri pada tubuh ikan dengan alat penghisap dan mengisap darah ikan. Bekas luka itu bisa membengkak dan ikan akan kekurangan darah.
Kutu ini bisa diberantas dengan pemberian larutan metiltriklorohidroksietil fosfonat, seperto Dipterex, Dylox, atau Masoten. Jika hanya seekor ikan terinfeksi, kutu bisa diberantas dengan cara “memandikan” ikan. Kemudian lukanya diolesi dengan merkurokrom atau povidone-iodine.



7. Jamur Saprolegnia

Penyakit ini ditandai dengan munculnya serabut kecil yang tampak seperti kapas. Biasanya ini terjadi pada sisi badan yang luka. Sebenarnya jamur itu putih, tapi karena adanya alga bersel satu maka serabut tersebut kelihatan kehijauan. Sekali tertempel jamur, sekujur badan akan segera tertutupi olehnya. Miselium jamur itu akan memasuki tubuh ikan dan menyerap makanan. Ini bisa ditangkal dengan campuran malachite green dan garam, atau malachite green dan formalin.

8. “Cacing” Kulit

Parasit sebangsa cacing bernama Gyrodactylus sp. Ini membuat koi menggosokkan badannya pada benda keras dengan gerak meluncur. Maksudnya untuk membebaskan diri dari parasit yang melekat pada kulitnya. Kulit yang terinfeksi menjadi berkilauan dan tampak radang berwarna agak putih. Obat antiparasit bisa digunakan untuk mengatasi gangguan ini.






9. White Spot

Penyakit yang sangat terkenal ini disebabkan oleh parasit bersel satuIchthyophthirius multifiliis. Parasit menginfeksi ikan pada saat berenang. Ia bersembunyi di dalam kulit ikan dan hidup di bawah lapisan kulit luar. Akiabtnya tubuh dan sirip ikan tertutup spot-spot putih berdiameter 1 mm. Jika tidak ditangani, infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur bisa mengakibatkan ikan mati hanya dalam beberapa hari. Penanggulangannya dengan obat khusus white spot, malachite green¸ atau danformalin. Pada saat perlakuan (pengobatan) suhu air minimal 26oC dan aerasi diperbanyak.


No comments:

Post a Comment