Tahap-Tahap Breeding Corn Snake
1. Pre-Breeding Conditions:
Yang perlu anda ingat sebelum
anda memulai adalah memastikan kedua ular induk dalam kondisi prima, tidak
sakit dengan berat badan yang sesuai. Kondisi kesehatan yang kurang baik pada
induk bisa menimbulkan komplikasi pada induk betina dan telur-terlunya.
Terlebih lagi jika anda meletakkan ular yang sakit pada masa hibernasi kondisi
ular akan sangat cepat memburuk dan bisa berakibat fatal. Induk betina dengan
kondisi tidak sehat sering ditemukan mati pada masa kehamilan atau masa
bertelur.
Timbanglah Ular: Sebelum memulai proses hibernasi, timbanglah
ular terlebih dahulu karena ular akan mengalami pengurangan berat badan hingga
beberapa gram.
Over Feeding: Anda bisa memberinya makanan dengan ukuran
lebih besar daripada biasanya dan lebih sering. Lakukan “over feeding” ini
dalam waktu kurang lebih enam bulan sebelum hibernasi.
Kosongkan perut ular: Sebelum anda memulai proses hibernasi,
pastikan bahwa perut kedua induk ular dalam keadaan kosong.
2. Brumation:
Corn snake adalah reptil yang
berasal dari Negara dengan empat musim, salah satu hal yang pasti dilakukan
corn snake selama musim dingin adalah hibernasi, istilah hibenarsi untuk reptil
lebih tepat disebut dengan “Brumation”. Waktu yang terbaik adalah
setelah musim hibernasi, tentu saja awal spring. Tapi berhubung Indonesia hanya
memiliki dua iklim anda dapat memanipulasi brumation ini dengan permainan suhu.
Beberapa breeder reptile tidak melakukan brumation atau menghibernasikan hewan
mereka sebelum proses perkawinan. Tapi sangat dianjurkan untuk melakukan
brumation karena pada spesies tertentu, induk pria yang telah menjalani proses
penurunan suhu lebih fertil (subur) dari pada ular yang tidak menjalani proses
penurunan suhu, begitu pula pada induk betina yang telah mengalami proses
penurunan suhu mampu memproduksi telur yang lebih baik dari pada yang tidak
Pre Cooling
Pre Cooling adalah penurusan suhu berkala untuk proses brumation hingga suhu 50F/32C selama satu bulan. Proses penurunan suhu ini akan memakan waktu 2,5 hingga 3 bulan- Aturlah suhu Pre Cooling sekitar 65F/47C s/d 70F/52C kurang lebih selama lima hingga tujuh hari.
- Kemudian aturlah suhu diantara 55F/37C hingga 60F/42C selama sekitar satu bulan.
- Atur kembali suhu 50F/32C dalam jangka waktu satu hingga dua bulan
Pengurangan suhu yang secara
perlahan tersebut sangat diperlukan untuk menghindari kejutan suhu pada tubuh
ular untuk proses brumation. Tanpa proses penurunan suhu yang berskala dan
tepat dapat mengakibatkan banyak komplikasi pada induk ular.
After Cooling:
Setelah suhu kandang munurun
hingga 50F selama satu bulan, anda harus kembali menaikan suhu dengan tahapan
terbalik. Atur suhu pada 65F-70F kurang lebih 5 hingga 7 hari, lalu naikan suhu
kandang kembali pada keadaan normal seperti biasanya. Biarkan ular pada suhu
normal selama dua hingga tiga hari lalu berilah makan dalam jumlah kecil. Lima
hari kemudian anda bisa mulai memberi makan ular anda dalam jumlah dan jadwal
seperti biasanya.
3. Mempertemukan Dua Induk:
Anda memiliki dua pilihan dalam
mempertemukan dua induk:
- Tunggulah hingga induk betina berganti kulit
sekali setelah brumation. Ini merupakan masa perkembang biakan yang
optimal karena sisik ular yang segar mengandung pheromones yang dapat
merangsang proses perkawinan.
- Tunggulah hingga induk betina telah 3 atau 4
kali makan setelah brumation. Mayoritas breeder memilih cara ini karena
lebih meyakinkan sebagai tolak ukur bahwa induk betina telah benar-benar
pulih dari proses brumation.
Pertemukan kedua induk jantan
dan betina pada satu kandang. Berilah makan sesuai dengan jadwal seperti
biasanya, tapi harap diingat untuk memisahkan mereka disaat pemberian makan.
Walaupun secara umumnya proses
perkawinan terjadi pada malam hari, tak jarang kedua induk kawin setelah
shedding (mengganti kulit) atau setelah makan.
Anda bisa memisahkan kedua
induk setelah beberapa kali kawin atau anda bisa menunggu hingga perut induk
betina mulai membengkak.
Setelah anda melihat
pembengkakan pada perut induk betina, berilah dia pakan yang lebih sering dan
lebih banyak. Hal tersebut sangat penting untuk menjaga kesehatan induk dan
telurnya karena induk yang hamil membutuhkan asupan nutrisi yang sangat banyak.
Terlebih lagi dikarenakan induk akan mengalami banyak penurunan berat badan.
4. Betina Bertelur:
Induk betina akan bertelur
sekitar 20 hingga 30 hari setelah proses perkawinan. Dalam waktu kurang lebih
satu hingga dua minggu sebelum bertelur, induk betina akan berganti kulit,
setelah pergantian kulit ini induk betina akan berhenti makan hingga bertelur.
Pada masa optimal ini anda
harus menyiapkan wadah tambahan sebagai sarang untuk bertelur bagi induk
betina. Anda bisa menggunakan ember atau wadah silinder plastik yang cukup
besar untuk induk melingkarkan badanya seperti pada posisi mengeram. Letakan
wadah tersebut didalam kandang induk betina. Berilah lubang pada sisi
ember/wadah plastik sehingga sebagai jalan keluar masuk bagi induk. Anda nanti
akan sering melihat induk betina bersembunyi dalam sarang terserbut dan
menjulurkan kepala hingga batas lehernya saja keluar.
Isilah setengah penuh wadah
sarang dengan medium atau lumut yang lembab, biasa digunaka “peat moss”,
“sphaghum moss” atau “vermiculite”. Medium ini akan membantu telur-telur dari
dehidrasi dan juga menjaga posisi telur agar tidak bergulir ketika sang induk
bergerak.
Pada umumnya induk betina akan
bertelur pada wadah sarang tersebut, tapi tak jarang induk betina bertelur pada
posisi lain diluar sarang.
Jangan ganggu induk selama masa
bertelur karena ini adalah masa yang sangat stress bagi induk. Anda mungkin
harus memindahkan induk sewaktu mengambil telur, tapi biarkan si induk
beristirahat selama dua hingga tiga jam setelah dia selesai bertelur. Pada saat
ini anda sebaiknya terus memberikan induk betina dengan porsi makanan yang
kecil demi menjaga nutrisi dan staminanya.
5. Pengeraman dan Penetasan:
Pisahkan Telur: Pisahkan telur dengan induknya. Usahakan posisi
telur tetap karena kemungkinan besar embrio ular dapat tenggelam jika anda
membaliknya.
Umumnya telur akan menempel
satu sama lain, perhatikan warna dan corak dari setiap telur. Telur yang sehat
memiliki warna putih bersih, bentuknya bundar dan halus. Telur yang buruk akan
tampak kekuningan dan terasa lembab atau basah. Jika anda tidak merasa yakin
dalam membedakan antara telur yang subur dengan yang tidak, tunggulah hingga
beberapa telur membusuk. Pisahkan telur yang baik dengan yang buruk untuk
menghindari pembusukan menular. Telur yang buruk biasanya sangat mudah untuk
dipisahkan dengan telur yang lain, sedangkan telur yang baik akan menempel
erat. Jangan pernah pisahkan telur yang baik karena pasti akan robek. Telur
yang buruk kadang dapat dipisahkan dengan benang flosh yang biasa dipakai untuk
membersihkan sela gigi.
Beberapa breeder bersikeras
bahwa telur yang buruk tidak membahayakan telur yang baik, tapi tetap saja bau
telur yang buruk sangat menyengat dan tidak jarang kasus terjadi dimana telur
yang buruk membusukkan semua telur yang baik.
Inkubasi dan Medium: Anda membutuhkan inkubasi yang dapat anda beli atau
anda buat sendiri, misalnya Hovabator incubator. Anda dapat membuat home made
incubator dengan pendingin sterofom (Styrofoam), pita pemanas dan thermostat.
Apakah anda pusing mendengarnya? Jangan kuatir karena pada kenyataannya telur
dapat menetas hampir disegala macam wadah dengan pengaturan suhu dan kelembaban
yang tepat. Menurut penelitian terkini, pengaturan suhu dapat bervariasi
sekitar 78F/60C s/d 80F/62C atau ada kalanya ditemui penetasan dengan
suhu 72F/54C s/d 90F/72. Variasi suhu yang tidak terlampau jauh dari normal
dapat menghasilkan produksi dengan jumlah rasio jenis kelamin yang seimbang,
jumlah yang lebih banyak dan hasil anakan yang lebih kuat.
Gunakanlah medium yang dapat
mempertahankan suhu dengan baik. Banyak orang merekomendasikan “vermiculite”
dan “perlite” sebagai medium eraman. Campurkan kedua medium dengan air atau
salah satunya saja juga cukup, rasio perbandingan antara air dan medium adalah
4:3. Beberapa breeder lebih menyukai perbandingan rasio 1:1. Pastikan saja
kalau medium eraman lembab tapi jangan terlampau basah . Wadah inkubasi anda
membutuhkan lubang ventilasi untuk pergantian udara. Anda bisa membuka wadah
saja tanpa repot-repot membuat ventilasi. Tapi dengan membuka wadah beresiko
telur anda dimakan binatang pemangsa seperti tikus.
Letakan telur pada medium, ada
yang meletakkannya begitu saja ada yang menguburkannya setengah atau tiga
perempat bagian. Meletakannya setengah terkubur akan lebih baik karena
telur dalam posisi yang paling aman. Sekali lagi, berhati-hatilah agar posisi
telur tidak terbalik waktu anda meletakannya, karena bisa menyebabkan
embrio dalam telur tenggelam.
Setelah 40 hingga 45 hari,
mayoritas breeder akan menutup telur-telurnya dengan Koran atau anduk kertas
yang dibasahi sehingga terasa lembab. Hal ini dilakukan untuk menjaga kulit
telur agar tetap lembut , sehingga penetasan akan berjalan lebih mudah bagi
bayi ular.
Hal yang paling dihindari
adalah kehilangan telur-telur anda setelah proses yang begitu panjang dan lama.
Jadi pastikan kalau anda mengatur dua hal yang sangat penting dengan tepat,
yaitu temperatur dan tingkat kelembaban.
Suhu yang tinggi memang dapat
mempercepat penetasan telur, tapi ini beresiko lebih besar dalam kegagalan
penetasan. Telur akan menetas sekitar 50 hingga 55 hari.
Penetasan: Tibalah saat yang paling ditunggu, pada hari kelima puluh biasanya bayi ular
mulai memakan cairan dalam cangkangnya lalu mulai memotong cangkang dari dalam.
Akhirnya anda dapat melihat kepala kecil mulai keluar dan mengintip dunia untuk
pertama kalinya. Inilah saat yang paling menegangkan dan menggairahkan bagi
breeder.
Bantulah bayi-bayi ular anda
dengan memotong cangkang lebih lebar sehingga mereka lebih leluasa untuk
keluar. Jika dalam waktu 24 jam ada telur yang tidak juga mau menetas, irislah
cangkang dengan pisau yang sangat tajam. Berhati-hatilah agar tidak memotong
bayi ular didalamnya. Biarkanlah ular keluar dengan sendirinya.
Ketika bayi ular telah sempurna
keluar dari cangkangnya, anda bisa mengangkatnya dan meletakkan mereka diatas
handuk yang bersih agar cairan yang menempel pada yubuh bayi ular menyerap pada
handuk. Setelah kering anda bisa mulai meletakkan mereka pada kandang-kandang
yang anda telah sediakan.
First time Feeding: Bayi ular yang baru menetas akan mulai makan setelah pergantian kulit yang
pertama. Berilah pinkies padanya setiap tiga hingga empat hari. Frekuensi
pergantian kulit bayi corn snake memakan waktu empat hingga lima minggu sekali.
Seperti halnya ular dewasa, bayi corn snake akan mogok makan ketika tiba
saatnya untuk ganti kulit.
No comments:
Post a Comment